Tanaman Padi Sistem Jajar Legowo

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Penyuluhan Perkebunan

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kegiatan Ibu-Ibu KWT

Jejak BPP Mojo

-

Welcome To JejakBppMojo.Blogspot.COM

Senin, 16 Maret 2015

Paket Lengkap Tanaman Padi

Paket Lengkap Tanaman Padi 
Berikut adalah gambar Paket Lengkap Tanaman Padi  : 



Paket Lengkap Tanaman Padi 

Sabtu, 14 Maret 2015

TEKNOLOGI USAHA TANI DI LAHAN SAWAH ASEM-ASEM Ir. SUHARYONO KRISTANTO BPP MOJO 2015

TEKNOLOGI USAHA TANI
DI LAHAN SAWAH ASEM-ASEM
Ir. SUHARYONO KRISTANTO
BPP MOJO   2015

Cara Petani 
  • Menunda waktu tanam
  • Pemberian abu dapur
  • Pemberian garam dapur
  • Perbaikan drainase


Teknologi BPTP :
·        Penggunaan varietas toleran : Memberamo, Sintanur, dan Kalimas
·        Pemupukan berimbang dengan penambahan pupuk mikro ZnSO4 baik disemprotkan maupun disebar bersama pupuk dasar dengan dosis 8 kg/ha
·        Dengan penambahan pupuk ZnSO4 produksi meningkat sampai 4 ton/ha
 
  
Geiala :
·       Tanaman kerdil
·       Daun mengalami klorosis
·       Muncul pada MK I
·       Bila diberi urea seranganya makin parah
·       Serangannya spot-spot

Penyebabnya:
·         Drainase lahan buruk/ tergenang
·         Bahan organik rendah
·         Unsur hara makro rendah
·         Kekurangan Zn dan SO4





TEKNOLOGI PENANAMAN PADI SISITEM “LEGOWO” Ir. SUHARYONO KRISTANTO

TEKNOLOGI PENANAMAN PADI
SISITEM “LEGOWO”
Ir. SUHARYONO KRISTANTO
BPP MOJO   2015



PENDAHULUAN

Upaya untuk meningkatkan produktifitas usaha tani padi masih teus dilakukan dalam rangka meningkatkan pendapatan petani. Sistim Legowo adalah salah satu teknologi penanaman padi yang dikembangkan untuk tujuan tersebut. Dengan sistim Tanam Legowo, tanaman padi dapat berproduksi lebih tinggi karena adanya pengaruh dari tanaman pinggiran.


TEKNOLOGI SISTIM TANAM LEGOWO

Legowo merupakan rekayasa teknik tanam dengan mengatur jarak tanam antar rumpun dan antar barisan, sehingga terjadi pemadatan rumpun padi didalam barisan dan melebar jarak antar barisan tanaman. Sistim tanam Legowo ini tidak mengakibatkan populasi tanaman berkurang dan bahkan semakin bertambah karena adanya tambahan rumpun padi didalam  masing-masing barisan tanaman. Legowo berasal dari kata “lego” yang artinya luas dan “dowo” yang artinya memanjang. Jadi diantara kelompok barisan tanaman padi terdapat lorong yang luas dan memanjang sepanjang barisan. Dengan demikian pada sistim legowo 2 : 1 yaitu 2 barisan tanaman diselingi 1 barisan kosong, semua rumpun padi berada di barisan piggir dari pertanaman karena adanya ruang erbuka yang lebih lebar. Akibatnya, semua rumpun padi tersebut memperoleh manfaat dari pengaruh tanaman pinggiran yang hasilnya bisa mencapai 1,5 - 2 kali lipat lebih tinggi dari pada produksi yang berada di bagian dalam.berkurangnya barisan tanaman padi dengan dibiarkannya barisan yang kosong pada Sistim tanam Legowo, dapat di kompensasi dengan meningkatnya hasil tiap barisan tanaman sehingga di capai peningkatan produksi padi dibandingkan cara tanam secara penuh.

 




KEUNTUNGAN SISITEM LEGOWO

Bila dibandingkan antara penggunaan cara tanam pindah biasa dengan cara tanam                      legowo, maka cara tanam legowo akan memberikan sejumlah keuntungan antara lain :
1.    Terdapat ruang terbuka (lorong kosong) diantara barisan tanman padi sampai umur dua minggu menjelang panen, sehingga apabila dimanfaatkan untuk pemeliharaan ikan, waktu yang tersedia menjadi lebih panjang.



2.    Adanya ruang yang lebih terbuka antara barisan tanaman akan memudahkan dalam operasional pengelolaan pertanaman sehingga lebih efektif dan efisien, misalnya pembenaman pupuk urea tablet lebih cepat dan mudah.
3.    Mempermudah pengendalian hama tikus.
4.    Memberikan kesempatan untuk menanam Azolla dan mempermudah pembenamannya.

PENERAPAN SISTIM LEGOWO

BENIH :
1.    Benih menggunakan varietas unggul seperti Membramo, Maros dan lainya yang disiapkan oleh penangkar terpercaya.
2.    Kebutuhan benih 25-30 kg/ha dengan daya tumbuh minimal 90%

PENYIAPAN LAHAN :
1.    Tanah dibajak dua kali, bila mungkin arah bajak membentuk garis silang tegak lurus dengan kedalman bajak sekitar 20 cm.
2.    Untuk melumpurkan dan meratakan tanah dirotari atau di “glebeg” satu adau dua kali, kemudian dilakukan penggaruan sampai rata.
3.    Gulma dan sisa tanaman diambil dari petakan dan di singkirkan.

PEMBUATAN PERSEMAIAN:
1.    Benih direndam selama 24 jam dan di peram selama 24 jam.
2.    Benih disebar agak jarang, sehingga bibit yang tumbuh lebih sehat dan besar.
3.    Persemaian dipupuk 200 gr Urea + 100 gr Ponska tiap 10 m2.
4.    Bibit dipindahkan pada umur 20 hari, saat bibit terdaun 4 atau 5.

TANAM :
1.    Pada saat tanam, kondisi air dipetakan macak-macak.
2.    Tanam dalam satu hamparan diupayakan serempak.
3.    Jarak tanam 40 cm x (20 cm x 10 cm), 2 – 3 bibit/rumpun. Artinya jarak antar barisan berselang-seling 40 cm dan 20 cm, sedang jarak dalam barisan 10 cm.

PEMUPUKAN :
1.    Pupuk diberikan lengkap. N berupa Urea, P berupa SP-36 dan K berupa KCL (Ponska).
2.    Pupuk dasar diberikan 0-7 hari : Urea 75 kg, Ponska 100 kg.
3.    Pupuk susulan I diberikan 15-20 hari : Urea 125 kg, Ponska 100 kg.
4.    Pupuk susulan II diberikan 35-40 hari : Urea 100 kg (sebelum premodia bunga)

PENYIANGAN

1.    Penyiangan dilakukan secara manual atau mekanis (menggunakan landak) 2 kali atau menurut populasi dan pertumbuhan gulma:
a.    Penyiangan I : pada saat tanaman berumur 17 hari
b.    Penyiangan II : pada saat tanaman berumur 25 hari 
2.    Untuk daerah yang kekurangan tenaga kerja, penyiangan dapat dilakukan dengan mengkombinasikan penggunaan herbisida dan secara manual, yakni :
a.    Penyemprotan herbisida purna tumbuh pada umur 15 hari.
b.    Penyiangan secara manual umur 25 hari atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma.

PENGAIRAN :
1.    Tinggi genangan air maksimal 5 cm.
2.    Hindarkan kekurangan air pada saat premordia bunga.
3.    Sepuluh hari sebelum panen, air harus dikeluarkan dari petakan sawah.


 PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

            Organisme pengganggu tanaman yang sering menimbulkan masalah terhadap tanaman padi adalah tikus, penggerek batang, wereng coklat, tungro, hawar daun dan kresek. Pengendsalian hama dan penyakit dilakukan dengan menerapkan kaidah pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT).


PANEN

1.    Panen dilakukan bila 95% butir padi telah menguning.
2.    Diusahakan kehilangan hasil sekecil mungkin dengan cara pengangkutan dan penyimpanan yang baik.
                                      
 

 Ir. SUHARYONO KRISTANTO
Penyuluh Pertanian Badan Ketahanan Pangan
Dan Pelaksana Pennyuluhan
BPP MOJO
KAB KEDIRI


Jumat, 13 Maret 2015

Ubinan padi sawah

 Ubinan padi sawah



Pendahuluan
¢  Dalam pelaksanaan pasca panen cara,waktu,yang tepat sangat berpengaruh terhadap hasil akhir yang diperoleh petani.
¢  Pada umumnya dalam proses panen banyak kehilangan hasil  terjadi di lapangan disebabkan oleh cara-cara pemanenan yang salah, diantaranya : pemotongan,pengangkutan sebelum perontokan,perontokan dll.
¢  Untuk menafsirkan hasil dengan cepat dapat dilakukan dengan cara ubinan.


UBINAN
Adalah Tehnik pendugaan hasil panen yang dilakukan dengan menimbang hasil tanaman contoh pada plot panen.

Tujuan:
¢  Untuk medapatkan tafsiran hasil dengan cepat


Peralatan ubinan
¢  1. Alat ubinan,(kayu, atau bambu untuk ajir, alat  ukur berupa pipa atau tali)
¢  2. Timbangan
      




CARA MELAKUKAN UBINAN

1. Cara menentukan pangkal sumbu
¢  Untuk petak sawah yang berbentuk bujur   sangkar atau persegi panjang, ambilah titik sudut barat daya dari petak lahan tersebut.
¢  Bila petak sawah tidak berbentuk bujur sangkaratau persegi panjang, penentuan sisi Barat-Timur(BT) dan sisi Utara-Selatan(US) mengikuti panjang galengan dan sedapat mungkin pangkal sumbu diambil pada titik sudut barat daya.

2.Cara menentukan titik pangkal  ubinan
¢  Ukurlah pangkal kedua sisi petak sawah tersebut dengan mempergunakan langkah kaki biasa dan catatlah hasilnya.
¢  Hitunglah jumlah digit dari panjang kedua sisi petak tersebut misalnya panjang sisi BT dalam ratusan langkah terdiri dari 3 digit dan panjang sisi US dalam puluhan langkah 2 digit, maka jumlah digit dari panjang kedua sisi petak sawah tersebut 3+2= 5digit.
¢  Kita ambil angka random yang terdiri dari 5digit yaitu sama dengan jumlah digit dari panjang kedua sisi petak sawah, 3 digit yang pertama menunjukan koordinat sisi BT, sedang 2 digit terakhir menunjukkan koordinat  sisi US. Jika dari angka random ternyata 3 digit pertama dan atau 2 digit terakhir masih lebih tinggi dari panjang kedua sisi, berarti belum memenuhi syarat dan harus dilanjutkan ke baris berikutnya(ke bawah), dan bila masih belum menemukan maka diteruskan pada kolom berikutnya sampai dapat memenuhi syarat yang diperlukan.
¢  Jika titik pangkal ubinan (P) berada di luar petak sawah atau berada di dekat galengan sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan, maka gantilah nomor randomnya sehingga didapatkan seluruh plot ubinan berada dalam petak tersebut.

Perhitungan
¢  Setelah ditentukan pangkal sumbu,dengan ukuran (2.5m x 2.5m) kemudian dipanen.
¢  Hasil panen dari sample ubinan tersebut, dirontokan,kemudian ditimbang(diperoleh berat kotor) berat bersih = berat kotor – wadah.
¢  Selanjutnya berat bersih dikali dengan 1600 maka akan diketahui hasil tafsiran panen dalam satu hektar.

Contoh kasus
¢  Pada hari Rabu  tgl 11 bulan Maret 2015, kami melakukan ubinan di sawah Amik Desa Mondo Bentuk sawah bujur sangkar dengan panjang sisi petak BT (x)= 303 langkah, dan panjang sisi petak US (y)= 27 langkah. Maka untuk menentukan pangkal ubinan kita lihal pada tabel random dan diperoleh angka yang terdekat (x)=200,dan (y) 27.
¢  Hasil yang diperoleh = 3,8  kg gabah berat  bersih
¢  Jadi hasil ubinan = 3,8  x 1 600  =  6,080  kg




Description: K:\DCIM\100MEDIA\IMG_7517.JPG
 



BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI

BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI
Ir. SUHARYONO KRISTANTO
BPP MOJO



I.          PENDAHULUAN
Untuk meningkatkan laju produksi kedelai beberapa aspek perlu mendapatkan perhatian, misalnya luas tanam dan panen, kualitas sumber daya lahan, mutu benih dan varietas, tingkat pengelolaan lahan pertanaman, panen dan pasca panen serta rekayasa teknologi budidya kedelai baik teknis, ekonomis dan sosial kelembagaan. Aspek-aspek tersebut harus dikemas dalam bentuk program yang terpadu dan berkesinambungan serta didukung oleh kebijakan pemerintah yang kondusif agar tercapai hasil yang optimal.

Ditinjau dari segi agronomis usaha tani kedelai sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah terutama pada tanah sawah yang bertekstur liat atau lempung dan struktur tanah berat yang terdapat di sebagian besar lahan sawah di Jawa Timur.
Dalam rangka swasembada kedelai nasional, perluasan areal tanam kedelai di wilayah yang sesuai di Jawa Timur masih perlu dikembangkan dan ditingkatkan produktivitasnya. Berdasar peta wilayah kedelai Jawa Timur yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (1991) terdapat 25 kabupaten di jawa Timur yang merupakan lahan berpotensi sangat sesuai untuk pengembangan komoditas kedelai.

II.         AGROEKOLOGI DAN POLA TANAM KEDELAI

Pertanaman kedelai di Jawa Timur terbagi dalam dua tipe agroekologi yaitu kedelai lahan legal di musim hujan dan kedelai lahan sawah di musim kemarau. Masing-masing tipe agroekologi tersebut mempunyai pola tanam yang berbeda, yaitu :

1.    Pada lahan sawah
a.    Irigasi teknis                :  padi - padi - kedelai
b.    Irigasi teknis terbatas  :  padi - kedelai - kedelai
                                            padi - jagung - kedelai
                                            padi - kedelai - kacang hijau
c.    Tadah hujan               :   padi - kacang hijau - kedelai
                                            padi - kedelai - jagung

2.    Pada lahan legal       :  kedelai - kedelai - bero
                                         kedelai - jagung/ kacang hijau - bero
                                         jagung/ padi gogo - kedelai – bero

III.        PEMUPUKAN  UNTUK TANAMAN KEDELAI

PUPUK NITROGEN (N)
Pada dasarnya kebutuhan unsur hara tanaman kedelai dan jenis leguminosa lainnya adalah sama dengan tanaman non leguminosa. Hanya dengan adanya bintil akar maka terdapat, perbedaan dalam besarnya jumlah unsur tertentu utamanya nitrogen yang dibutuhkan oleh tanaman. Senyawa nitrogen anorganik dalam jumlah kecil diperlukan untuk mengatasi nitrogen pada awal pertumbuhan sebelum tanaman dapat mengandalkan kebutuhan nitrogen dari fiksasi N2 oleh bintil akar (Yutono,1985). Karenanya setelah tanaman kedelai mampu bersimbiose dengan bakteri Rhizobium untuk mengikat nitrogen dari udara dengan baik, sering menunjukkan tanaman tersebut kurang respon terhadap pemupukan tinggi. Kemampuan tanaman kedelai menggunakan N yang berasal dari tanah, pupuk dan udara (melalui simbiosis bakteri Rhizobium japonicum dalam bintil akar) menyebabkan kompleksnya masalah hara nitrogen pada tanaman ini (Pasaribu dan Suprapto, 1985)

Pada umumnya N dalam bentuk senyawa nitrat paling disukai tanaman, tetapi senyawa ini mudah tercuci atau mengalami denitrifikasi oleh mikroorganisme tanah membentuk gas nitrogen sehingga hal ini menimbulkan pemborosan dalam penggurman pupuk N (Chiu et al, 1993). Meskipun hasil-hasil penelitian mengenai tanggapan tanaman kedelai terhadap pemupukan N tidak konsisten, tetapi penyerapan N di daerah tropik jauh lebih tinggi di banding, daerah iklim sedang. Untuk mendapatkan hasil kedelai di daerah tropik perlu penambahan senyawa N (Kang et al (1997) dalam Pasaribu dan Suprapto, (1985)

Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Unibraw memberikan angka kisaran normal kadar unsur hara Nitrogen pada jaringan daun kedelai yang diambil pada saat berbunga adalah antara 4,26% - 5,50% (Soilcomp,1993). Dalam satu kg biji kedelai terkandung 60 - 70 g N, sehingga jumlah N yang digunakan pertanaman kedelai untuk setiap hektarnya lebih besar daripada tanaman lainya (Pasaribu dan Suprapto, 1985).

Gejala tanaman kedelai yang kekurangan Nitrogen akan memperlihatkan tanaman tumbuh kerdil, daun berwarna hijau kekuningan, dan helaian daun kecil. Nitrogen yang berlebihan mengakibatkan tanaman tumbuh terlalu subur, namun sedikit menghasilkan polong dan tanaman mudah rebah. Bila bintil akar banyak terbentuk, tanaman kedelai jarang memperlihatkan gejala kekurangan Nitrogen.

Pupuk Phospor (P)
Diantara tiga unsur hara penting (N, P,dan K), pemberian unsur P sering menunjukkan pengaruh yang nyata pada tanaman kedelai. Hara P pada kedelai dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, jumlah cabang dan terutama untuk peningkatan jumlah polong (De Mooy et al (1966) dalam Pasaribu dan Suprapto, (1985). Phospor dalam tanah bersifat tidak mobil, sehingga hara P ini dapat diperoleh tanaman kedelai dari dalam tanah dan dari penambahan pupuk. Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Unibraw memberikan angka kisaran normal kadar unsur hara P pada jaringan daun kedelai yang diambil pada saat berbunga adalah antara 0,26% - 0,50% (Soilcomp,1993). Tanah-tanah yang jauh dari gunung berapi umumnya kandungan phospornya rendah.

Tanaman kedelai yang kekurangan phospor akan memperlihatkan gejala tanaman yang tumbuhsangat kerdii, daun kecil kecil dan berwarna hijau kebiruan, bunga tidak dapat mekar dan tanaman tidak menghasilkan biji. Gejala kekurangan phospor sering terjadi pada tanah Podzolik atau tanah asam, pH>5,5. Phospor mudah tersedia pada tanah dengan pH antara 5,5 - 7.

Kalium (K)
Tanaman kedelai memerlukan kalium yang lebih banyak daripada jagung. Laboratorium tanah Fakultas Pertanian Unibraw memberikan angka kisaran normal kadar unsur hara K pada jaringan daun kedelai yang diambil pada saat berbunga adalah antara 1,71%-2,501%,(Soilcomi,1993). Urnumnya tanah di Indonesia cukup kalium, hanya pada tanah yang berpasir kandungan kaliumnya mungkin rendah. Kalium mudah tersedia dalam tanah dengan pH tanah < 5,5.

Gejala kekurangan kalium pada tanaman kedelai akan terlihat pada daun yang akan berwarna belang kuning pada bagian ujung dan tetap hijau pada bagian pangkalnya. Gejala dimulai dari daun yang agak tua. Pinggir dan ujung daun yang berwarna kuning tersebut akan mengering atau mati. Gejala kekurangan K sering rnuncul pada tanaman kedelai yang ditanam pada tanah-tanah kapuran, seperti Vertisol.

IV.       PENGAPURAN

Tidak semua tanah dengan pH rendah memerlukan pengapuran. Pengapuran sangat diperlukan pada tanah dengan pH kurang dari 5,5 dan yang kandungan unsur Al nya tinggi. Pengapuran tanah yang bersifat masam dapat menaikkan pH tanah, sehingga kemasaman tanah dapat dinetralkan. Kegunaan pengapuran antara lain adalah:

·        Dapat menetralkan keracunan Al dan Mn
·        Penumbuhan bakteri Rhizobium lebih subur sehingga penambatan N udara lebih efektif
·    Dapat mempercepat proses pengomposan tanah karena jasad renik tanah berperan lebih aktif
·        Unsur mikro yang bermanfaat bagi tanaman kedelai lebih mudah tersedia
·        Hara phospor yang terdapat dalam tanah lebih mudah tersedia bagi tanaman kedelai
·        Adanya penambahan unsur Ca dan Mg yang berguna bagi kedelai

Bahan untuk pengapuran antara lain berupa kapur pertanian, kapur dolomit dan kapur tohor.  


V.      INOKULASI RHIZOBIUM

Tanaman kedelai bersimbose dengan bakteri Rhizobium yang membentuk koloni sebagai bintil akar. Rhizobium mengikal nitrogen dari udara, kemudian dilepaskan lagi untuk pertumbuhan tanaman kedelai. Rhizobium juga memerlukan makanan yang diambil dari basil fotosintesa tanaman kedelai. Bakteri Rhizobium mulai aktif menambat nitrogen setelah tanaman berumur sekitar 3 minggu.

Bakteri Rhizobium banyak terdapat dalam tanah yang telah sering ditanami kedelai. Tetapi tidak dalam tanah yang belum ditanami kedelai. Karena Rhizobium penting dalam penyediaan nitrogen, maka perlu dilakukan penularan (inokulasi) bakteri tersebut dalam tanah yang belum pemah ditanami kedelai. 

 Cara sederhana untuk melakukan inokulasi Rhizobium adalah mengambil tanah dari lahan yang sering ditanami kedelai. Cara inokulasinya sebagai berikut :
·     Tanah dihaluskan kemudian dibasahi sedikit air dan dicampurkan pada benih kedelai hingga merata.
·     Dosis inokulan campuran tanah ini adalah 100 - 250 gr/kg benih.
·     Inokulan jangan sampai terkena matahari langsung agar bakteri Rhizobium tidak mati.
·     Benih yang telah diinokulasi harus segara ditanam.
·  Efektifitas inokulan diperiksa saat tanaman telah berumur 20 hari, dengan cara mencabut tanaman dan mangamati bintil akar yang telah timbul.
·     Bintil akar yang banyak menunjukkan bahwa inokulan efektif.
·     Rhizobium yang aktif akar tampak berwarna merah muda bila bintil akar dibelah

Saat ini telah banyak tersedia inokulan buatan pabrik baik dalam bentuk padat/ bubuk maupun dalam bentuk cair dengan cara aplikasi melalui perlakuan henih dicarnpui dengan pestisida pengendali lalat bibit (seed treatment) dan ada pula yang disiramkan diantara barisan tanaman kedelai.