Pengendalian Hama Tikus
Di lahan sawah
Ir.
SUHARYONO KRISTANTO
BPP MOJO /
2015
BADAN KETAHANAN
PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN
KABUPATEN KEDIRI
TAHUN
2015
Latar
Belakang :
Dalam usaha
meningkatkan produksi pangan, terutama padi, hama tikus merupakan hama utama
pembatas produksi, karena tikus merupakan salah satu hama penting yang
menimbulkan permasalah pada pertanaman padi. Berbagai upaya telah dilaksanakan,
namun hasilnya belum memuaskan. Banyak kendala-kendala dilapangan yang harus
disempurnakan dalam hal segi tehnis, organisasi dan manajemen pengendalian,
sehingga dari musim ke musim tidaklah semakin surut, melainkan cenderung
meningkat, oleh karena itu peningkatan kewaspadaan terhadap kemungkinan
melonjaknya serangan hama tikus perlu mandapatkan prhatian dari semua pihak,
lebih-lebih petani selaku pengelola
tanaman.
Belajar dari
pengalaman penanggulangan hama ikus yang selama ini dilakukan, adalah tidak
dapat hanya mengandalkan pada satu atau dua cara pengendalian, melainkan
berbagai komponen penanggulangan perlu dirangkum dan dikoordinasikan dalam satu
kesatuan yang utuh dilapangan. Sebagai salah satu contoh, hanya dengan
mengandalkan penggunaan pstisida saja dalam penanggulangan tikus, ternyata
serangannya tidak semakin surut, bahkan semakin luas.
Sehubungan
dengan hal tersebut, maka perlu disusun suatu strategi pengendalian yang baik
dan bersifat menyeluruh yang dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi
ekonomis, ekologis maupun dari segi social petani itu sendiri.
Adapun
strategi pengendalian yang perlu dikembangkan dan dilaksanakan adalah
pengendalian OPT secara terpadu, yaitu suatu cara pendekatan atau cara berfikir
tentang pengendalian OPT yang berlandaskan pada pertimbangan ekologi dan
efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan, dengan harapan keluaran yang diperoleh
produktifitas pertanian mantap tinggi, penghasilan dan kesejahteraan petani
meningkat, populasi tikus dan kerusakan tanaman menurun serta resiko pemcemaran
lingkungan akibat penggunaan pestisida rendah.
Keberadaan Tikus di Sawah
Pada waktu tertentu tikus dalam
keadaan menunjukkan jumlah yang banyak, tetapi pada waktu tertentu tidak ada,
dengan pengertian dimana tikus berada dan berapa banyaknya.
Ø Habis
panen dalam keadaan bero, yaitu tidak ada makanan, tikus berada di perkampungan
Ø Masa
padi tumbu, mulai menunjukkan banyak makanan, maka mulailah tikus dari
perkampungan pidah ke sawah
Ø Pada
masa pertumbuhan padi, keadaan banyak makanan di sawah, maka menetaplah tikus
di sawah dan berkembang biak.
Perkembangan Populasi Tikus
Perkembangan populasi tikus
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain :
v Karena
semakin berkurangnya musuh alami tikus, baik di lahan sawah maupun
diperampungna (missal: ular sawah, musang, kucing, anjing dan burung hantu).
v Pengaturan
/ penerapan pola tanam dan setrategi budidaya tanaman yang belum berjalan
sesuai rekomendasi, shingga selslu tersedia makanan bagi tikus
v Kondisi
lingkungan yang memungkinkan bagi perkembangan tikus, seperti tempat-tempat
yang rimbung, galengan-galengan (pematang) yang besar dan lahan-lahan pertanian
yang sudah lama tidak dikerjakan (lahan tidur) serta pada pekarangan-pekarangan
penduduk yang kebersihannya kurang diperhatikan.
v Sifat
tikus yang memang mudah berkembang biak, sehingga populasinya cepat menjadi
banyak (sepasang tikus dalam kurung waktu satu tahun dapat menghasilkan
keturunan sebanyak kurang lebih 2.048 ekor).
Biologi Tikus
1.
Kemampuan indra penciuman, pendengaran, perasa
dan peraba sangat tajam, walaupun penglihatannya kurang baik, tetapi tikus peka
terhadap cahaya.
2.
Kemampuan fisik : pandai memanjat, meloncat,
berenang, mengerat dan menggali lubang.
3.
Perilaku makan : tikus sebagai hewan omnivore
(pemakan segala), dalam proses mengenali makanan yang ditemukan atau yang
disediakan manusia, tikus tidak langsung memakannya, tetapi mengenali dulu,
dicicipi untuk diketahui reaksinya (bila aman) baru dimakan.
4.
Kemampuang makan : tikus makan perhari kurang
lebih antara 10-15% dari berat tubuhnya (45 gram), sedangkan kebutuahan minum
perhari 15-30 mili liter air.
5.
Kemampuan reproduksi
Ø Tikus
matang seksual 2-3 bulan
Ø Masa
bunting singkat, 21-23 hari,
Ø Birahi
kembali setelah 14-48 jam setelah melahirkan
Ø Sekali
melahirkan 3-12 ekor dengan rata-rat 6 ekor
Ø Melahirkan
sepanjang tahun tanpa mengenal musim
Ø
Permasalahan kegagalan pengendalian
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kegagalan dalam pengendalian hama tikus antara lain :
1.
Banyak petani yang sudah jera dan trauma dengan
kegagalan dalam upaya pengendalian yang pernah dialami.
2.
Petani masih menyerah pada nasib yang pernah
ialami, sehingga tidak semangat dalam usaha pengendalian tikus.
3.
Petani cepat merasa puas setelah gropyokan dan
melihat banyaknya tikus mati, sehingga lupa untuk melakukan tindakan
selanjutnya atau memantau lagi, akhirnya permasalah tikus terjadi lagi.
4.
Pengetahuan petani tentang perilaku, habitat dan
tehnik pengendalian tikus masih terbatas, sehingga pengendalian yang tepat
kurang.
5.
Sulitnya untuk mendapatkan tenaga kerja dalam
jumlah banyak di pedesaan, shingga agak menghambat usaha pengendalian yang
membutuhkan tenaga kerja.
Upaya pengendalian secara terpadu.
Usaha pengendalian berbagai macam
cara yang tepat, murah, dan aman bagi petani dan lingkungan sehingga
perkembangan tikus tidak merugikan secara ekonomis dengan dasar sebagai
berikut:
1. Peran serta masyarakat, merupakan upaya semua unsur
masyarakat yang saling bekerjasama dengan melibatkan tokoh masyarakat, petugas,
tehnis, aparat pengatur dan petani itu sendiri.
2. Kerjasama, kegiatan pengendalian hama terpadu terhadap
tikus merupakan kerjasama di dalam kelompok yang terkoordinir, dilanjutkan
kerjasama antar kelompok, antar desa, antar kecamatan dan seterusnya.
3. Perencanaan, pengendalian hama terpadu pada tikus
harus didahului dengan suatu perencanaan
yang tepat dan terjadwal.
4. Perencanaan, pengendalian hama terpadu pada tikus
harus didahului dengan suatu perencanaan yang tepat dan terjadwal.
5. Organisasi, pengendalian hama terpadu pada tikus harus
diorganisir dengan baik, yaitu baik di tingkat Desa dengan melibatkan seluruh
komponen yang ada di Desamaupun ditingkat yang lebih luas.
6.
Pengendalian yang
tepat, tindakan pengendalian hama terpadu pada tikus harus dilaksanakan secara
dini atau awal (sebelum tanam), secara massal atau berkelompok dan secara rutin
atau berkesinambungan serta tepat waktu dengan menggunakan berbagai cara yang
tepat dan penggunaan pestisida adlam merupakan alternative terakhir dan
bijaksana.
titanium necklace - TITONIAN ARTIST
BalasHapusTITONIAN ARTIST - TITONIAN ARTIST at TITONIAN ARTIST in Berlin. View the designs, design mens titanium wedding rings and inspiration how strong is titanium for this glass piece. Rating: 5 · titanium plate 1 titanium piercings review titanium bmx frame