BUDIDAYA
TANAMAN KEDELAI
Ir.
SUHARYONO KRISTANTO
BPP MOJO
I.
PENDAHULUAN
Untuk
meningkatkan laju produksi kedelai beberapa aspek perlu mendapatkan perhatian,
misalnya luas tanam dan panen, kualitas sumber daya lahan, mutu benih dan
varietas, tingkat pengelolaan lahan pertanaman, panen dan pasca panen serta
rekayasa teknologi budidya kedelai baik teknis, ekonomis dan sosial kelembagaan.
Aspek-aspek tersebut harus dikemas dalam bentuk program yang terpadu dan
berkesinambungan serta didukung oleh kebijakan pemerintah yang kondusif agar
tercapai hasil yang optimal.
Ditinjau
dari segi agronomis usaha tani kedelai sangat bermanfaat untuk meningkatkan
kesuburan dan kesehatan tanah terutama pada tanah sawah yang bertekstur liat
atau lempung dan struktur tanah berat yang terdapat di sebagian besar lahan
sawah di Jawa Timur.
Dalam
rangka swasembada kedelai nasional, perluasan areal tanam kedelai di wilayah
yang sesuai di Jawa Timur masih perlu dikembangkan dan ditingkatkan
produktivitasnya. Berdasar peta wilayah kedelai Jawa Timur yang diterbitkan
oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (1991) terdapat 25 kabupaten di jawa
Timur yang merupakan lahan berpotensi sangat sesuai untuk pengembangan
komoditas kedelai.
II.
AGROEKOLOGI
DAN POLA TANAM KEDELAI
Pertanaman
kedelai di Jawa Timur terbagi dalam dua tipe agroekologi yaitu kedelai lahan
legal di musim hujan dan kedelai lahan sawah di musim kemarau. Masing-masing
tipe agroekologi tersebut mempunyai pola tanam yang berbeda, yaitu :
1.
Pada
lahan sawah
a. Irigasi teknis : padi - padi - kedelai
b.
Irigasi
teknis terbatas : padi -
kedelai - kedelai
padi -
jagung - kedelai
padi -
kedelai - kacang hijau
c.
Tadah
hujan : padi
- kacang hijau - kedelai
padi -
kedelai - jagung
2.
Pada
lahan legal : kedelai - kedelai - bero
kedelai -
jagung/ kacang hijau - bero
jagung/ padi
gogo - kedelai – bero
III.
PEMUPUKAN
UNTUK TANAMAN KEDELAI
PUPUK NITROGEN (N)
Pada dasarnya kebutuhan
unsur hara tanaman kedelai dan jenis leguminosa lainnya adalah sama dengan
tanaman non leguminosa. Hanya dengan adanya bintil akar maka terdapat,
perbedaan dalam besarnya jumlah unsur tertentu utamanya nitrogen yang
dibutuhkan oleh tanaman. Senyawa nitrogen anorganik dalam jumlah kecil
diperlukan untuk mengatasi nitrogen pada awal pertumbuhan sebelum tanaman dapat
mengandalkan kebutuhan nitrogen dari fiksasi N2 oleh bintil akar
(Yutono,1985). Karenanya setelah tanaman kedelai mampu bersimbiose dengan
bakteri Rhizobium untuk mengikat nitrogen dari udara dengan baik, sering
menunjukkan tanaman tersebut kurang respon terhadap pemupukan tinggi. Kemampuan
tanaman kedelai menggunakan N yang berasal dari tanah, pupuk dan udara (melalui
simbiosis bakteri Rhizobium japonicum dalam bintil akar) menyebabkan
kompleksnya masalah hara nitrogen pada tanaman ini (Pasaribu dan Suprapto,
1985)
Pada umumnya N dalam bentuk
senyawa nitrat paling disukai tanaman, tetapi senyawa ini mudah tercuci atau
mengalami denitrifikasi oleh mikroorganisme tanah membentuk gas nitrogen
sehingga hal ini menimbulkan pemborosan dalam penggurman pupuk N (Chiu et al,
1993). Meskipun
hasil-hasil penelitian mengenai tanggapan tanaman kedelai terhadap pemupukan N tidak
konsisten, tetapi
penyerapan N di daerah tropik jauh lebih tinggi di banding, daerah iklim sedang. Untuk
mendapatkan hasil kedelai di daerah tropik perlu penambahan senyawa N (Kang et
al (1997) dalam Pasaribu dan Suprapto, (1985)
Laboratorium Tanah Fakultas
Pertanian Unibraw memberikan angka kisaran normal kadar unsur hara Nitrogen pada jaringan daun kedelai yang diambil pada saat berbunga
adalah antara 4,26% - 5,50% (Soilcomp,1993). Dalam satu kg biji kedelai
terkandung 60 - 70 g N, sehingga jumlah N yang digunakan pertanaman kedelai
untuk setiap hektarnya lebih besar daripada tanaman lainya (Pasaribu dan
Suprapto, 1985).
Gejala tanaman kedelai yang
kekurangan Nitrogen akan memperlihatkan tanaman tumbuh kerdil, daun berwarna
hijau kekuningan, dan helaian daun kecil. Nitrogen yang berlebihan
mengakibatkan tanaman tumbuh terlalu subur, namun sedikit menghasilkan polong dan
tanaman mudah rebah. Bila bintil akar banyak terbentuk, tanaman kedelai jarang
memperlihatkan gejala kekurangan Nitrogen.
Pupuk Phospor (P)
Diantara tiga unsur hara
penting (N, P,dan K), pemberian unsur P sering menunjukkan pengaruh yang nyata pada
tanaman kedelai. Hara P pada kedelai dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman,
jumlah cabang dan terutama untuk peningkatan jumlah polong (De Mooy et al
(1966) dalam Pasaribu dan Suprapto, (1985). Phospor dalam tanah bersifat
tidak mobil, sehingga hara P ini dapat diperoleh tanaman kedelai dari dalam
tanah dan dari penambahan pupuk. Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Unibraw
memberikan angka kisaran normal kadar unsur hara P pada jaringan daun kedelai
yang diambil pada saat berbunga adalah antara 0,26% - 0,50% (Soilcomp,1993).
Tanah-tanah yang jauh dari gunung berapi umumnya kandungan phospornya rendah.
Tanaman kedelai yang
kekurangan phospor akan memperlihatkan gejala tanaman yang tumbuhsangat kerdii,
daun kecil kecil dan berwarna hijau kebiruan, bunga tidak dapat mekar dan
tanaman tidak menghasilkan biji. Gejala kekurangan phospor sering terjadi pada
tanah Podzolik atau tanah asam, pH>5,5. Phospor mudah tersedia pada tanah
dengan pH antara 5,5 - 7.
Kalium (K)
Tanaman kedelai memerlukan
kalium yang lebih banyak daripada jagung. Laboratorium tanah Fakultas Pertanian
Unibraw memberikan angka kisaran normal kadar unsur hara K pada jaringan daun
kedelai yang diambil pada saat berbunga adalah antara 1,71%-2,501%,(Soilcomi,1993).
Urnumnya tanah di Indonesia cukup kalium, hanya pada tanah yang berpasir
kandungan kaliumnya mungkin rendah. Kalium mudah tersedia dalam tanah dengan pH
tanah < 5,5.
Gejala
kekurangan kalium pada tanaman kedelai akan terlihat pada daun yang akan
berwarna belang kuning pada bagian ujung dan tetap hijau pada bagian
pangkalnya. Gejala dimulai dari daun yang agak tua. Pinggir dan ujung daun yang
berwarna kuning tersebut akan mengering atau mati. Gejala kekurangan K sering
rnuncul pada tanaman kedelai yang ditanam pada tanah-tanah kapuran, seperti
Vertisol.
IV.
PENGAPURAN
Tidak
semua tanah dengan pH rendah memerlukan pengapuran. Pengapuran sangat
diperlukan pada tanah dengan pH kurang dari 5,5 dan yang kandungan unsur Al nya
tinggi. Pengapuran tanah yang bersifat masam dapat menaikkan pH tanah, sehingga
kemasaman tanah dapat dinetralkan. Kegunaan pengapuran antara lain adalah:
· Dapat
menetralkan keracunan Al dan Mn
· Penumbuhan
bakteri Rhizobium lebih subur sehingga penambatan N udara lebih efektif
· Dapat
mempercepat proses pengomposan tanah karena jasad renik tanah berperan lebih
aktif
· Unsur
mikro yang bermanfaat bagi tanaman kedelai lebih mudah tersedia
· Hara
phospor yang terdapat dalam tanah lebih mudah tersedia bagi tanaman kedelai
· Adanya
penambahan unsur Ca dan Mg yang berguna bagi kedelai
Bahan untuk pengapuran antara lain berupa kapur pertanian, kapur dolomit
dan kapur tohor.
V.
INOKULASI RHIZOBIUM
Tanaman kedelai bersimbose dengan bakteri Rhizobium yang membentuk
koloni sebagai bintil akar. Rhizobium mengikal nitrogen dari udara, kemudian
dilepaskan lagi untuk pertumbuhan tanaman kedelai. Rhizobium juga memerlukan
makanan yang diambil dari basil fotosintesa tanaman kedelai. Bakteri Rhizobium
mulai aktif menambat nitrogen setelah tanaman berumur sekitar 3 minggu.
Bakteri Rhizobium banyak terdapat dalam tanah yang telah sering
ditanami kedelai. Tetapi tidak dalam tanah yang belum ditanami kedelai. Karena
Rhizobium penting dalam penyediaan nitrogen, maka perlu dilakukan penularan
(inokulasi) bakteri tersebut dalam tanah yang belum pemah ditanami kedelai.
Cara sederhana untuk melakukan inokulasi Rhizobium adalah
mengambil tanah dari lahan yang sering ditanami kedelai. Cara inokulasinya
sebagai berikut :
· Tanah dihaluskan kemudian dibasahi sedikit
air dan dicampurkan pada benih kedelai hingga merata.
· Dosis inokulan campuran tanah ini adalah 100
- 250 gr/kg benih.
· Inokulan jangan sampai terkena matahari
langsung agar bakteri Rhizobium tidak mati.
· Benih
yang telah diinokulasi harus segara ditanam.
· Efektifitas
inokulan diperiksa saat tanaman telah berumur 20 hari, dengan cara mencabut
tanaman dan mangamati bintil akar yang telah timbul.
· Bintil
akar yang banyak menunjukkan bahwa inokulan efektif.
· Rhizobium
yang aktif akar tampak berwarna merah muda bila bintil akar dibelah
Saat ini telah banyak tersedia inokulan buatan pabrik baik dalam
bentuk padat/ bubuk maupun dalam bentuk cair dengan cara aplikasi melalui
perlakuan henih dicarnpui dengan pestisida pengendali lalat bibit (seed
treatment) dan ada pula yang disiramkan diantara barisan tanaman kedelai.
0 komentar:
Posting Komentar