Sabtu, 14 Maret 2015

TEKNOLOGI PENANAMAN PADI SISITEM “LEGOWO” Ir. SUHARYONO KRISTANTO

TEKNOLOGI PENANAMAN PADI
SISITEM “LEGOWO”
Ir. SUHARYONO KRISTANTO
BPP MOJO   2015



PENDAHULUAN

Upaya untuk meningkatkan produktifitas usaha tani padi masih teus dilakukan dalam rangka meningkatkan pendapatan petani. Sistim Legowo adalah salah satu teknologi penanaman padi yang dikembangkan untuk tujuan tersebut. Dengan sistim Tanam Legowo, tanaman padi dapat berproduksi lebih tinggi karena adanya pengaruh dari tanaman pinggiran.


TEKNOLOGI SISTIM TANAM LEGOWO

Legowo merupakan rekayasa teknik tanam dengan mengatur jarak tanam antar rumpun dan antar barisan, sehingga terjadi pemadatan rumpun padi didalam barisan dan melebar jarak antar barisan tanaman. Sistim tanam Legowo ini tidak mengakibatkan populasi tanaman berkurang dan bahkan semakin bertambah karena adanya tambahan rumpun padi didalam  masing-masing barisan tanaman. Legowo berasal dari kata “lego” yang artinya luas dan “dowo” yang artinya memanjang. Jadi diantara kelompok barisan tanaman padi terdapat lorong yang luas dan memanjang sepanjang barisan. Dengan demikian pada sistim legowo 2 : 1 yaitu 2 barisan tanaman diselingi 1 barisan kosong, semua rumpun padi berada di barisan piggir dari pertanaman karena adanya ruang erbuka yang lebih lebar. Akibatnya, semua rumpun padi tersebut memperoleh manfaat dari pengaruh tanaman pinggiran yang hasilnya bisa mencapai 1,5 - 2 kali lipat lebih tinggi dari pada produksi yang berada di bagian dalam.berkurangnya barisan tanaman padi dengan dibiarkannya barisan yang kosong pada Sistim tanam Legowo, dapat di kompensasi dengan meningkatnya hasil tiap barisan tanaman sehingga di capai peningkatan produksi padi dibandingkan cara tanam secara penuh.

 




KEUNTUNGAN SISITEM LEGOWO

Bila dibandingkan antara penggunaan cara tanam pindah biasa dengan cara tanam                      legowo, maka cara tanam legowo akan memberikan sejumlah keuntungan antara lain :
1.    Terdapat ruang terbuka (lorong kosong) diantara barisan tanman padi sampai umur dua minggu menjelang panen, sehingga apabila dimanfaatkan untuk pemeliharaan ikan, waktu yang tersedia menjadi lebih panjang.



2.    Adanya ruang yang lebih terbuka antara barisan tanaman akan memudahkan dalam operasional pengelolaan pertanaman sehingga lebih efektif dan efisien, misalnya pembenaman pupuk urea tablet lebih cepat dan mudah.
3.    Mempermudah pengendalian hama tikus.
4.    Memberikan kesempatan untuk menanam Azolla dan mempermudah pembenamannya.

PENERAPAN SISTIM LEGOWO

BENIH :
1.    Benih menggunakan varietas unggul seperti Membramo, Maros dan lainya yang disiapkan oleh penangkar terpercaya.
2.    Kebutuhan benih 25-30 kg/ha dengan daya tumbuh minimal 90%

PENYIAPAN LAHAN :
1.    Tanah dibajak dua kali, bila mungkin arah bajak membentuk garis silang tegak lurus dengan kedalman bajak sekitar 20 cm.
2.    Untuk melumpurkan dan meratakan tanah dirotari atau di “glebeg” satu adau dua kali, kemudian dilakukan penggaruan sampai rata.
3.    Gulma dan sisa tanaman diambil dari petakan dan di singkirkan.

PEMBUATAN PERSEMAIAN:
1.    Benih direndam selama 24 jam dan di peram selama 24 jam.
2.    Benih disebar agak jarang, sehingga bibit yang tumbuh lebih sehat dan besar.
3.    Persemaian dipupuk 200 gr Urea + 100 gr Ponska tiap 10 m2.
4.    Bibit dipindahkan pada umur 20 hari, saat bibit terdaun 4 atau 5.

TANAM :
1.    Pada saat tanam, kondisi air dipetakan macak-macak.
2.    Tanam dalam satu hamparan diupayakan serempak.
3.    Jarak tanam 40 cm x (20 cm x 10 cm), 2 – 3 bibit/rumpun. Artinya jarak antar barisan berselang-seling 40 cm dan 20 cm, sedang jarak dalam barisan 10 cm.

PEMUPUKAN :
1.    Pupuk diberikan lengkap. N berupa Urea, P berupa SP-36 dan K berupa KCL (Ponska).
2.    Pupuk dasar diberikan 0-7 hari : Urea 75 kg, Ponska 100 kg.
3.    Pupuk susulan I diberikan 15-20 hari : Urea 125 kg, Ponska 100 kg.
4.    Pupuk susulan II diberikan 35-40 hari : Urea 100 kg (sebelum premodia bunga)

PENYIANGAN

1.    Penyiangan dilakukan secara manual atau mekanis (menggunakan landak) 2 kali atau menurut populasi dan pertumbuhan gulma:
a.    Penyiangan I : pada saat tanaman berumur 17 hari
b.    Penyiangan II : pada saat tanaman berumur 25 hari 
2.    Untuk daerah yang kekurangan tenaga kerja, penyiangan dapat dilakukan dengan mengkombinasikan penggunaan herbisida dan secara manual, yakni :
a.    Penyemprotan herbisida purna tumbuh pada umur 15 hari.
b.    Penyiangan secara manual umur 25 hari atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma.

PENGAIRAN :
1.    Tinggi genangan air maksimal 5 cm.
2.    Hindarkan kekurangan air pada saat premordia bunga.
3.    Sepuluh hari sebelum panen, air harus dikeluarkan dari petakan sawah.


 PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

            Organisme pengganggu tanaman yang sering menimbulkan masalah terhadap tanaman padi adalah tikus, penggerek batang, wereng coklat, tungro, hawar daun dan kresek. Pengendsalian hama dan penyakit dilakukan dengan menerapkan kaidah pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT).


PANEN

1.    Panen dilakukan bila 95% butir padi telah menguning.
2.    Diusahakan kehilangan hasil sekecil mungkin dengan cara pengangkutan dan penyimpanan yang baik.
                                      
 

 Ir. SUHARYONO KRISTANTO
Penyuluh Pertanian Badan Ketahanan Pangan
Dan Pelaksana Pennyuluhan
BPP MOJO
KAB KEDIRI


0 komentar:

Posting Komentar