TEKNOLOGI PENANAMAN
PADI
SISITEM “LEGOWO”
Ir. SUHARYONO KRISTANTO
BPP
MOJO 2015
PENDAHULUAN
Upaya untuk
meningkatkan produktifitas usaha tani padi masih teus dilakukan dalam rangka
meningkatkan pendapatan petani. Sistim Legowo adalah salah satu teknologi
penanaman padi yang dikembangkan untuk tujuan tersebut. Dengan sistim Tanam Legowo,
tanaman padi dapat berproduksi lebih tinggi karena adanya pengaruh dari tanaman
pinggiran.
TEKNOLOGI
SISTIM TANAM LEGOWO
Legowo merupakan
rekayasa teknik tanam dengan mengatur jarak tanam antar rumpun dan antar
barisan, sehingga terjadi pemadatan rumpun padi didalam barisan dan melebar
jarak antar barisan tanaman. Sistim tanam Legowo ini tidak mengakibatkan
populasi tanaman berkurang dan bahkan semakin bertambah karena adanya tambahan
rumpun padi didalam masing-masing
barisan tanaman. Legowo berasal dari kata “lego”
yang artinya luas dan “dowo” yang
artinya memanjang. Jadi diantara kelompok barisan tanaman padi terdapat lorong
yang luas dan memanjang sepanjang barisan. Dengan demikian pada sistim legowo 2
: 1 yaitu 2 barisan tanaman diselingi 1 barisan kosong, semua rumpun padi
berada di barisan piggir dari pertanaman karena adanya ruang erbuka yang lebih
lebar. Akibatnya, semua rumpun padi tersebut memperoleh manfaat dari pengaruh
tanaman pinggiran yang hasilnya bisa mencapai 1,5 - 2 kali lipat lebih tinggi
dari pada produksi yang berada di bagian dalam.berkurangnya barisan tanaman
padi dengan dibiarkannya barisan yang kosong pada Sistim tanam Legowo, dapat di
kompensasi dengan meningkatnya hasil tiap barisan tanaman sehingga di capai
peningkatan produksi padi dibandingkan cara tanam secara penuh.
KEUNTUNGAN
SISITEM LEGOWO
Bila
dibandingkan antara penggunaan cara tanam pindah biasa dengan cara tanam legowo, maka cara tanam
legowo akan memberikan sejumlah keuntungan antara lain :
1.
Terdapat ruang terbuka (lorong kosong)
diantara barisan tanman padi sampai umur dua minggu menjelang panen, sehingga
apabila dimanfaatkan untuk pemeliharaan ikan, waktu yang tersedia menjadi lebih
panjang.
2.
Adanya ruang yang lebih terbuka antara
barisan tanaman akan memudahkan dalam operasional pengelolaan pertanaman
sehingga lebih efektif dan efisien, misalnya pembenaman pupuk urea tablet lebih
cepat dan mudah.
3.
Mempermudah pengendalian hama tikus.
4.
Memberikan kesempatan untuk menanam Azolla
dan mempermudah pembenamannya.
PENERAPAN
SISTIM LEGOWO
BENIH
:
1.
Benih menggunakan varietas unggul seperti
Membramo, Maros dan lainya yang disiapkan oleh penangkar terpercaya.
2.
Kebutuhan benih 25-30 kg/ha dengan daya
tumbuh minimal 90%
PENYIAPAN
LAHAN :
1.
Tanah dibajak dua kali, bila mungkin arah
bajak membentuk garis silang tegak lurus dengan kedalman bajak sekitar 20 cm.
2.
Untuk melumpurkan dan meratakan tanah dirotari
atau di “glebeg” satu adau dua kali, kemudian dilakukan penggaruan sampai rata.
3.
Gulma dan sisa tanaman diambil dari petakan
dan di singkirkan.
PEMBUATAN
PERSEMAIAN:
1.
Benih direndam selama 24 jam dan di peram
selama 24 jam.
2.
Benih disebar agak jarang, sehingga bibit
yang tumbuh lebih sehat dan besar.
3.
Persemaian dipupuk 200 gr Urea + 100 gr
Ponska tiap 10 m2.
4.
Bibit dipindahkan pada umur 20 hari, saat
bibit terdaun 4 atau 5.
TANAM
:
1.
Pada saat tanam, kondisi air dipetakan
macak-macak.
2.
Tanam dalam satu hamparan diupayakan
serempak.
3.
Jarak tanam 40 cm x (20 cm x 10 cm), 2 – 3
bibit/rumpun. Artinya jarak antar barisan berselang-seling 40 cm dan 20 cm,
sedang jarak dalam barisan 10 cm.
PEMUPUKAN
:
1.
Pupuk diberikan lengkap. N berupa Urea, P
berupa SP-36 dan K berupa KCL (Ponska).
2.
Pupuk dasar diberikan 0-7 hari : Urea 75 kg,
Ponska 100 kg.
3.
Pupuk susulan I diberikan 15-20 hari : Urea 125
kg, Ponska 100 kg.
4.
Pupuk susulan II diberikan 35-40 hari : Urea
100 kg (sebelum premodia bunga)
PENYIANGAN
1.
Penyiangan dilakukan secara manual atau
mekanis (menggunakan landak) 2 kali atau menurut populasi dan pertumbuhan
gulma:
a.
Penyiangan I : pada saat tanaman berumur 17
hari
b.
Penyiangan II : pada saat tanaman berumur 25
hari
2.
Untuk daerah yang kekurangan tenaga kerja,
penyiangan dapat dilakukan dengan mengkombinasikan penggunaan herbisida dan
secara manual, yakni :
a.
Penyemprotan herbisida purna tumbuh pada umur
15 hari.
b.
Penyiangan secara manual umur 25 hari atau
disesuaikan dengan pertumbuhan gulma.
PENGAIRAN
:
1.
Tinggi genangan air maksimal 5 cm.
2.
Hindarkan kekurangan air pada saat premordia
bunga.
3.
Sepuluh hari sebelum panen, air harus
dikeluarkan dari petakan sawah.
PENGENDALIAN
HAMA DAN PENYAKIT
Organisme
pengganggu tanaman yang sering menimbulkan masalah terhadap tanaman padi adalah
tikus, penggerek batang, wereng coklat, tungro, hawar daun dan kresek.
Pengendsalian hama dan penyakit dilakukan dengan menerapkan kaidah pengendalian
hama dan penyakit terpadu (PHT).
PANEN
1.
Panen dilakukan bila 95% butir padi telah
menguning.
2.
Diusahakan kehilangan hasil sekecil mungkin
dengan cara
pengangkutan dan penyimpanan yang baik.
Ir. SUHARYONO KRISTANTO
Penyuluh Pertanian Badan Ketahanan Pangan
Dan Pelaksana Pennyuluhan
BPP MOJO
KAB KEDIRI